Mommy War
Suatu hari di dunia sosmed…
Karena sering up date masalah-masalah parenting, kesehatan, dan tips make up, anggota wag Mami-Mami Pinter Keblinger (singkat saja MPK) kian hari kian membludak, anggotanya kini hampir mencapai seratus orang.
Hari ini admin 1 grup MPK, seorang pakar parenting, membuka chat dengan membahas masalah pornografi yang merasuki dunia anak-anak.
[ Menurut psikolog terkenal, Indonesia sudah darurat pornografi dan jumlah anak yang mengidap penyakit HIV AIDS lebih banyak daripada pelacur.]
Seketika grup jadi ramai, chat mencapai ratusan. Banyak jempol dan emoticon yang bersliweran,
[Emoji jempol]
[Tiga emoji kaget]
Kemudian admin melontarkan pertanyaan,
[ Nah! Menurut Mami, gimana nih cara mencegah paparan pornografi pada anak-anak kita?]
Banyak yang langsung memberikan komentar, seperti Mami Mawar dan Mami Melati yang sudah terkenal aktif di grup.
[ Harusnya anak-anak diberikan seksual education sejak dini.]
Beberapa mami memberi jempol tuk komen Mami Melati.
[ Jangan diberi hp.]
Giliran Mami Mawar memberi komen yang menimbulkan pro dan kontra antar mami.
[ Wah! Gak bisa dong, anak-anak tuh butuh hp tuk buat tugas dan komunikasi,] sanggah Mami Melati.
[ Tapi anak-anak bisa lihat pornografi dari hp loh. Sekarang konten GIF aja ada yang porno,] timpal Mami Mawar.
[ Itu kan sudah bisa dinonaktifkan ]
[ Tapi lewat browser masih bisa kok lihat konten porno. Ketik sex, muncul deh tuh gambar porno.]
Mami Mawar gak mau kalah.
Akhirnya chat grup didominasi oleh kedua mami, yang lain hanya menjadi silent reader. Chat pun semakin lama semakin memanas dan melebar dari pornografi sampai ke stay home mom versus working mom.
[ Anak-anak jaman now tuh gak akan bisa lepas dari hp.]
[ Tugas kita para mami untuk memantau kegiatan mereka.]
[ Makanya, sebaiknya seorang mami itu tidak bekerja, diam di rumah aja mendidik anak-anak.]
Mami Melati mencoba memberi saran.
[ Tuntutan jaman now, Mami-Mami perlu ngehasilin uang sendiri.]
[ Harus bisa bantu si papi dong untuk kebaikan keluarga juga.]
[ Gak jaminan juga kalau Mami stay di rumah anak bisa dididik dengan baik.]
[ Intinya Quality Time, bukan Quantity.]
Tidak ada tanda-tanda duo mami ini mau berhenti berdebat, terpaksa admin grup MCK menyemprit chat mereka berdua.
[ Oke! Cukup sarannya, Mam. Makasih.]
[ Sip, Min.]
[ Fiiiuuuh… emoji lega]
Rupanya beberapa mami mulai gerah dengan ping pong chat Mami Mawar dan Melati.
[ Cekidot beberapa tips ini ya, Mam.
-Batasi dan awasi penggunaan internet di rumah.
- Blok situs-situs porno.
- Gunakan software anti situs porno.
- Bicaralah dan bahas bahaya pornografi secara terbuka dengan anak.
- Berikan perhatian untuk anak: sediakan waktu bersama, menjadi pendengar yang baik, mencoba menjadi teman, dll.
- Rutin memeriksa hp anak.]
Tips dari admin ditanggapi dengan jempol.
[ Sekarang giliran admin 2 memberikan tips membentuk alis.]
Grup kembali ramai karena para mami penasaran dengan tren membentuk alis jaman now, ala-ala Sin Can. Admin 2, seorang Make Up Artis mulai memandu cara membuat alis.
***
Esok paginya, admin 1 grup MPK kembali menyapa. Kali ini admin posting berita imunisasi dengan caption:
[Jangan lupa imunisasi anaknya, Mam.]
Jempol dan kata OK membanjiri chat grup.
Bukan Mami Melati namanya kalau membalas chat hanya dengan jempol atau emot. Mami Melati langsung membalas postingan admin dengan berita tentang anak yang meninggal setelah diimunisasi.
[ Belum terbukti kalau vaksin itu yang menyebabkan kematian, Mam.]
Rupanya Mami Mawar yang selalu berseberangan dengan Mami Melati, langsung tersulut membaca postingan Mami Melati. Mereka berdua sudah seperti anjing dan kucing di grup sosmed.
[ Bahan vaksin itu bahaya, racun dan tidak aman loh. Bisa menyebabkan kerusakan pada tubuh, menyebabkan autisme,] timpal Mami Melati.
[ Itu salah! Vaksin tidak menyebabkan autisme! Jurnal dr. Andrew Wakefield tentang vaksin tidak aman, sudah ditarik, itu palsu!]
[ Jurnal dr. Andrew tidak palsu. Ini diperkuat kesaksian dr. William Thompson, perusahaan farmasi tempatnya bekerja melakukan kebohongan ilmiah dan mengubur fakta bahwa salah satu vaksin memang menjadi penyebab autisme. Media mainstream menutupi semua data ini!]
[ Tapi vaksin itu bermanfaat. Kalau tidak ada vaksin, berapa banyak manusia meninggal karena penyakit cacar dan berapa banyak orang cacat karena terkenal polio?]
Dan selanjutnya hanya mereka berdua yang saling bersahutan meramaikan chat jagad WAG MPK. Tidak terbayangkan kecepatan jempol-jempol kedua mami itu saat mengetik chat. Mungkin jempolnya memiliki otot bisep dan trisep yang melengkung seperti barisan bukit-bukit.
[ Tapi banyak juga dokter yang masih meragukan vaksin. Lagipula harga vaksin termasuk mahal, perusahaan farmasi mengambil untung besar dari vaksin,] lanjut Mami Melati mengirim chat ke grup.
[Biarpun mahal, tapi lebih baik mencegah daripada mengobati.]
Mami Mawar mengirim chat.
Seorang mami di grup yang mulai gelisah dengan perdebatan Mami Mawar dan Mami Melati, berinisiatif untuk mengalihkan pembicaraan. Sementara mami yang lain menanyakan keberadaaan sang admin grup.
[ Mams, masak apa siang ini? Sharing menunya dong.]
[ Admin di mana nih? Mau tips bikin muka biar keliatan tirus dong. Emoji menyeringai]
Chat inisiatif ini didukung beberapa mami yang sepertinya ikut gerah dengan perdebatan soal pro dan kontra vaksin. Komen pilihan menu masakan pun bertebaran di grup, tapi itu tidak bisa menghentikan perdebatan sengit antara Mami Mawar dan Mami Melati. Perdebatan kembali berlanjut.
[ Kalau untuk mencegah dan mengobati, kan bisa pake obat alami, obat herbal yang gak ada efek sampingnya. Obat-obatan yang bahan kimia justru menimbulkan penyakit berbahaya.] Mami Melati kembali melancarkan serangannya.
[ Obat herbal di negara kita itu belum teruji aman secara klinis, masih eksperimental, Mami Melati. Bahkan walaupun alami, rempah-rempah itu masih ada unsur kimianya loh. Jadi tidak bisa diminum sembarangan, bisa menimbulkan komplikasi juga.] Mami Mawar mengeluarkan amunisinya.
Mereka masih terus bersahut-sahutan...
[ Vaksin diharamkan ulama loh.]
[ Ulama juga ada yang mewajibkan vaksin.]
Rupanya admin grup ketinggalan chat karena harus memenuhi panggilan alam, ia pun stress setelah manjat chat yang sudah setinggi Mount Everest.
[ OMG! Baru ditinggal sebentar, chatnya sudah ratusan... Emoji kaget]
[ Oke, cukup ya, Mam. Makasih infonya.]
[ Diingat juga peraturan grup, berdebat boleh tapi jangan sampai saling menghujat. Jangan kebablasan ya, Mam.]
Admin mencoba memberi peringatan.
[ Tentang vaksin, kayanya kita gak perlu dikotak-kotakkan antara yang pro dan kontra. Be smart, Mam.]
[ Yang penting kita selalu berusaha untuk menjaga kesehatan.]
[ Kalau mau vaksin, pilih vaksin asli dan yang bermanfaat. Lakukan imunisasi pada saat yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh.]
[ Kalau tidak mau vaksin, jaga kesehatan dan kebersihan baik diri sendiri, lingkungan, maupun makanan yang akan dikonsumsi.]
[ Di negara berkembang seperti negara kita, penduduknya rentan terkena penyakit karena lingkungannya masih kotor dan makanan belum memenuhi standar kesehatan, contoh: sayuran masih mengandung pestisida.]
[ Obat herbal cocok untuk menjaga kesehatan, tapi juga harus diperhatikan dosisnya. Untuk anak, beri ASI eksklusif selama dua tahun. Untuk meningkatkan sistem imun mereka.]
[ Oke, Min. Jempol]
[ Min, bagi tips mengecilkan perut buncit dong. Emoji senyum]
[ Boleh tuh idenya. Sekarang admin 3 yang bakal bagi tips mengecilkan perut ya, biar mami-mami tetap seksi seperti gitar spanyol. Emoji love]
Para mami pun serius menyimak tips dari admin 3.
***
[ Moorniiiing, Mams. Menyapa dari Surabaya.
[ Perjalanan selama 12 jam yang menyenangkan.]
[ Jalannya sudah bagus dan lengang. Emoji jempol]
Sebuah foto jalan tol dishare oleh admin 1 ke grup.
[ Wah! Mau dong liburan.]
[ Cepat banget, Min 😲]
[ Oleh-oleh ya, Min 😁]
Tapi rupanya setan sosmed suka merasuki Mami Mawar dan Melati. Mereka kembali kesurupan dan terjadilah chat war.
[ Jalan sudah bagus, terus dijual. Emoji marah,] kata Mami Melati dengan sinis.
[ Gak papa toh. Sama seperti buat kue, sudah dibuat terus dijual. Bisa balik modal, bisa dapat untung 😊👍] Sambar Mami Mawar.
[ Untung apanya? Hutang negara bertriliyun-triliyun tuuuh.] Mami Melati mengeluarkan jurus-jurusnya.
[ Tapi hutangnya kan dipakai untuk pembangunan.]
Chat war mereka tidak bisa dihentikan dan seketika berubah menjadi Chat World War I di grup.
[ Banyaknya dikorupsi!] kata Mami Melati.
[ Yang banyak korupsinya yang bikin mangkrak.] Balas Mami Mawar.
[ Yang banyak korupsi itu partai pink. Jualin aset negara. Emoji marah]
[ Yang banyak korupsi itu partai toska. Korupsi rame-rame, bagi-bagi jatah ke kroni-kroninya.]
Admin langsung mencoba menjadi penengah seperti PBB. Tapi karena syahwat mami berdua sudah tidak bisa dibendung, perang pun terus meletus.
[ Dasar partai PMS!]
[ Dasar partai Menopouse!]
[ Kutu busuk sialan!]
[ Kecoak kampret!]
[ Priiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit! Stoooooooop!]
[ Kalian berdua sudah saya peringatkan! Kalian sudah melanggar peraturan grup!]
Admin mengeluarkan +62 O877*** dan +62 0899***
[ Mami-mami, inget peraturan grup ya. Berbeda boleh, tapi jangan saling menghujat!]
Perkataan admin diamini oleh semua mami di grup.
***
Suatu hari di dunia sosmed…
Seorang admin di grup KOMPOR (Komunitas Melawan Pelakor) dengan jumlah anggota yang sebenarnya kalau tidak ada batas dari WA, mungkin sudah mencapai hampir seluruh jumlah perempuan yang ada di negara ini, berbagi berita tentang seseartis yang merebut suami orang lain.
Grup itu langsung dipenuhi dengan emot marah dan komen-komen emak-emak yang beringas.
[ Ganyang tuh pelakor. Tiga emoji marah]
[ Arak telanjang aja!]
[ Lawan, Mak! Tiga emoji pisau]
[ Hukum berat pelaku pelakor!]
[ Setuju. Jempol]
[ Kebiri suami yang selingkuh!]
[ Setuju. Jempol]
The Power of emak-emak sungguh menakutkan... Tapi saat admin berbicara, emak-emak itu langsung disiplin tuk menghentikan chat.
[ Wah! Kompak nih emak Mawar dan Emak Melati. Emoji senyum menyeringai]
[ Kita kedatangan anggota baru, yang mau sama-sama berjuang melawan pelakor.]
[Makasih tuk komen-komen beringasnya tadi, Maks.]
[ Sekarang, saya persilahkan Emak Mawar dan Melati untuk memperkenalkan diri dan sharing pengalaman kalian dengan pelakor.]
Krik… krik… krik… Chat sesaat menjadi sepi…
***
Komentar
Posting Komentar